cover Ajakan Meninggalkan Windows Bukanlah Fanatisisme
 

Fanatisisme (Inggris: fanaticism, fanatic, fanatical) adalah tetap mencintai kesalahan ketika telah jelas kebenaran. Namun ajakan untuk meninggalkan Windows dengan argumentasi yang valid, bukanlah fanatisisme. Ini sama persis dengan ajakan meninggalkan dan menolak virus komputer, bukanlah fanatisisme. Maka sama juga ajakan meninggalkan dan menolak semua nonfree software, bukanlah fanatisisme. Tulisan ini mengajak Anda membersihkan paradigma keliru yang menuding semua bentuk ajakan migrasi dari Windows ke GNU/Linux sebagai fanatisisme sehingga Anda dapat melihat jelas apa masalahnya dan jelas apa solusinya.

1) Menolak Nonfree Software Bukan Kejahatan
Nonfree software adalah apa saja software yang mengendalikan penggunanya dan produsennya mengendalikan pengguna melalui software. Penggambaran ini persis sama dengan beras nonfree atau air nonfree, yaitu beras yang ketika Anda sudah membelinya, Anda dilarang memasaknya dan dilarang menjualnya ke orang lain; sesama konsumen dilarang saling membagi berasnya; intinya produsen memegang kuasa mutlak tak terbatas atas produk itu walaupun produk sudah dibeli konsumen.

Sayangnya beras atau air nonfree itu tidak ada, tetapi dunia software terbalik, mayoritas software di dunia ini adalah nonfree. Karena itu terjadi dua hal, yakni, free software dibuat dan nonfree software ditolak. Barang siapa mengetahui beras nonfree, dia akan menolaknya; barang siapa mengetahui software yang nonfree, dia juga akan menolaknya. Menolak nonfree software bukan kejahatan, migrasi dari nonfree ke free bukan kejahatan.

2) Kejahatan Nonfree Software
Di dunia nyata, pembeli yang sudah membeli beras, air, pensil, pulpen, atau mobil, tidak pernah melanggar peraturan apa pun dari produsennya, karena aturan itu tidak ada. Itulah freedom. Jadi bila pembeli beras memasak beras (modifikasi) atau menjual beras (distribusi) maka dia tidak melanggar aturan penjual sama sekali. Karena beras itu sudah free (bebas) dari kuasa penjualnya. Inilah freedom. Freedom ini adalah konsep kuno. Semua orang menganut konsep ini.

Namun di dunia software, sebaliknya, mayoritas pembeli software selalu jatuh kepada 1 dari 2 macam kejahatan:

  • mereka turuti lisensinya, maka mereka antisosial terhadap masyarakat
  • mereka langgar lisensinya, maka mereka antisosial terhadap produsen

Nonfree software adalah antisosial. Lisensi (peraturan perjanjian) dari nonfree software secara umum bermakna “saya pengguna sudah berjanji untuk tidak menolong semua orang tanpa kecuali selama-lamanya” yang menghancurkan semua bentuk gotong royong di masyarakat dan di saat yang sama menghancurkan semua keamanan individual dan sosial. Nonfree software meletakkan pengguna selalu pada posisi tidak berdaya, terpaksa mengatakan “apa boleh buat”, demi mewujudkan kuasa mutlak tanpa batas bagi produsennya. Itulah nonfree software.

3) Lisensi Nonfree Software Mustahil Ditaati
Pengguna nonfree software sehebat apa pun komitmennya untuk legal, sangat sulit bagi dia untuk menuruti lisensi sebuah nonfree software. Karena semua orang menganut konsep kuno bernama software freedom, sehingga dia pikir ketika dia beli software, dia bebas. Dia pikir jika dia menerima pemberian software dari pengguna lain, dia bebas. Namun kenyataannya terbalik. Lisensi nonfree software justru bertitik berat kepada larangan-larangan terhadap pengguna yang sangat banyak dan berat, dan yang dilarang oleh lisensi itu ialah software freedom sepenuhnya, oleh karena itu mayoritas pengguna jatuh pada pelanggaran lisensi jika mereka menggunakan nonfree software. Produsen nonfree software memang sengaja menetapkan batasan itu, dan mereka juga sengaja menggugat pengguna yang melanggar lisensinya. Kesimpulannya, lisensi nonfree software mustahil ditaati sekaligus mustahil dilanggar.

4) Windows Itu Nonfree Software
Sistem operasi Windows yang digunakan oleh hampir semua pengguna desktop adalah nonfree software. Artinya sifat-sifatnya sama dengan gambaran nonfree software di atas. Windows mencabut software freedom dari semua pengguna. Lisensi Windows sangat sulit/mustahil ditaati siapa pun sekuat apa pun komitmennya. Perbuatan melanggar lisensi Windows berarti kejahatan terhadap Microsoft, dan itu tidak adil, itu perbuatan salah. Sebaliknya, perbuatan menaati lisensi Windows berarti kejahatan terhadap masyarakat, dan itu juga tidak adil, dan itu juga perbuatan salah. Ingat bahwa menyetujui lisensi nonfree software berarti “saya telah berjanji tidak akan pernah menolong semua orang tanpa kecuali selama-lamanya”. Jika semua orang berjanjinya seperti itu maka rusak tatanan sosial masyarakat yang ada.

5) Virus Juga Nonfree Software
Sebagai pengingat tambahan, perlu diketahui betul-betul bahwa semua virus dan malware apa saja (trojan, worm, backdoor, sasser, adware, spyware, jail, drm, dll.) adalah nonfree software. Mereka semuanya nonfree software. Gambarannya masih sama persis: software mengendalikan pengguna (bukan sebaliknya), lalu produsen mengendalikan pengguna itu melalui software. Virus adalah software, malware juga software, dan mereka semuanya nonfree. Windows ditarget produsen virus karena baik Windows maupun virus, dua-duanya nonfree software. Antivirus yang tersedia pun hampir semuanya nonfree pula. Jika pengguna sudah tidak berdaya maka pihak lain yang punya daya bisa menganiayanya. Ini bencana. Jumlah pengguna Windows yang besar justru memperbesar bencana itu dan membantu menyebarkannya.

6) Perlunya Peringatan
Peringatan datangnya bencana yang akan terjadi itu sangat penting bagi semua orang. Pelakunya tidak bisa dituduh fanatik. Peringatan atas bencana yang sedang terjadi juga sangat penting, justru lebih penting lagi, dan pelakunya pun tidak bisa dituduh fanatik. Maka seharusnya peringatan atas bahaya nonfree software yang sudah-sedang-akan terjadi, dan sudah terbukti secara pengalaman selama lebih dari 40 tahun di dunia software (sejak 1970-an), itu bukan fanatisisme dan pelakunya bukan fanatik. Jika saya diam, Anda juga diam, semua orang diam, kapan orang yang tidak tahu mendapatkan ilmu? Jika semua orang diam, kapan masalah bernama nonfree software bisa diselesaikan?

7) Konsekuensi Memakai Windows
Konsekuensi menginstal Windows ialah mematuhi lisensinya. Karena pengguna harus menekan tombol “Accept” (Terima) pada halaman lisensi untuk bisa menginstal Windows. Tombol “Accept” di situ adalah pernyataan perjanjian dari pengguna kepada produsen bahwa “saya berjanji saya tidak akan melanggar”. Memakai nonfree software apa pun berarti melakukan perjanjian dengan produsen masing-masing. Konsekuensi ini merembet dalam 2 sisi, yaitu sisi nonteknis dan sisi teknis. Sisi nonteknis adalah software freedom yaitu 2 pilihan kejahatan:

  • Jika Anda mematuhi lisensinya, Anda mengatakan “saya sudah janji saya tidak akan membantu Anda semuanya” kepada semua orang. Ini salah.
  • Jika Anda melanggar lisensinya, Anda mengatakan “saya melanggar janji saya kepada Anda” kepada Microsoft. Ini juga salah.

Sementara konsekuensi teknis jumlah dan ragamnya jauh lebih banyak, dengan beberapa yang terpenting disebutkan:

  • Jika Anda menggunakan Windows, artinya suatu pihak tertentu (Microsoft) mengontrol seluruh kehidupan komputasi Anda di komputer Anda sendiri. Mestinya kontrol itu Anda yang memegangnya.
  • Jika Anda menggunakan Windows, lalu virus dan malware menyerang Windows Anda, itu wajar, karena mereka semuanya nonfree software. Nonfree software selalu menarik pengguna kepada nonfree software yang lain.
  • Jika Anda menggunakan Windows, privasi Anda dan privasi data Anda tidak dikuasai oleh Anda, tetapi oleh Microsoft dan/atau pihak lain. Jika pembeli beras dilarang membuka karungnya, maka tidak ada yang bisa memeriksa adanya racun di dalamnya.

8) Tidak Ada Alasan Menggunakan Nonfree Software
Semua orang menolak virus komputer, bahkan mengutuk dan ingin menghapuskannya dari muka dunia. Semua orang saling mengingatkan untuk memusuhi, menolak, dan menghapuskan virus dan malware. Tidak ada alasan menginstal dan menggunakan virus. Virus komputer itu nonfree software, Windows juga nonfree software. Cepat atau lambat yang namanya pengguna nonfree software akan merasakan kuasa dan kontrol yang jahat terhadapnya yang dia tidak pernah meridhainya. Jalan bagi semua virus komputer (pengecualian kecil sekali beberapa) untuk menganiaya Anda adalah melalui Windows. Maka tolak virus, tolak malware, tolak nonfree software, tolak Windows. Saling ingatkan teman Anda untuk juga memusuhi, menolak, dan menghapuskan Windows. Migrasilah ke free software.

9) Ajakan untuk Meninggalkan Windows
Tinjau kembali ajakan meninggalkan Windows. Lihat kepada pembicaranya. Apakah dia menjelaskan dengan fakta dan argumentasi yang valid? Apakah dia sudah menjelaskan software freedom sampai Anda mengerti? Jika ya, dan itulah kenyataannya, maka ajakan untuk meninggalkan Windows adalah valid. Ajakan ini bukan fanatisisme, bukan masalah merek, tetapi masalah kebebasan pengguna yang disebut software freedom.

Anda sudah mengetahui bahwa software freedom adalah konsep kuno, Anda dan semua orang menganutnya, dan semua orang tidak mau freedom itu dirampas. Maka komunitas free software menjelaskan ajakan untuk meninggalkan Windows, dan Anda punya hak untuk mempertimbangkannya serius, dan Anda pun punya hak untuk menjelaskan ulang ajakan ini kepada orang lain. Anda punya hak untuk migrasi ke free software kapan pun Anda mau.

Sumber : https://restava.wordpress.com/2017/01/08/ajakan-meninggalkan-windows-bukanlah-fanatisisme/

Lisensi artikel ini adalah Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 [https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0/].