Jika Anda mendengar orang mengatakan pengguna akhir tidak berhak atas source code software, orang itu sedang menipu Anda. Dia ingin mengendalikan Anda dan orang lain, sehingga para pengguna tidak berdaya kecuali bergantung kepada satu pengembang yang esa, itu motifnya. Saya akan tunjukkan bahwa hak akses atas source code ialah hak pengguna yang tidak bisa dicabut. Oleh karena itu, hak atas source code ialah esensial bagi pengguna.
#Penipuan Terbesar Zaman Ini
Salah satu penipuan terbesar di bidang software di zaman ini adalah takhayul bahwa pengguna akhir tidak berhak mengakses source code suatu software. Alasan para penipu itu bermacam-macam, salah satunya ialah karena pengguna akhir tidak mengerti ilmu komputer maka hak atas source code dicabut dari mereka. Ini penipuan. Kenapa ini adalah penipuan? Kita tahu itu dari dampaknya. Mari sebut pengedar takhayul ini “para pencabut”.
#Apa Itu Software?
Software tidak sama dengan benda fisik seperti kursi atau pena; software adalah benda nonfisik yang dapat diubah dan digandakan dengan sangat mudah. Software juga berbeda dari benda fisik dalam wujudnya, karena software memiliki 2 wujud, wujud “source code” dan wujud “binary code”. Software bisa diubah oleh pengguna apabila dia berwujud source code, kemudian ditransformasikan ke wujud binary code supaya komputer bisa menjalankannya. Software bisa digandakan oleh pengguna di kedua wujudnya. Akibat dari sifat-sifat di atas, software bisa dikirim, dipindahkan, disimpan, didistribusikan oleh satu pengguna kepada pengguna lain dengan sangat mudah dan cepat; jauh dibanding benda-benda fisik seperti kursi atau pena.
Jika software yang sedang Anda pakai sekarang bisa dijalankan oleh komputer Anda, maka itu pasti software dalam bentuk binary code. Pertanyakanlah: di mana source code dari software saya ini? Dan pengembang software itu harus menjawab: ada dan Anda berhak mengaksesnya. Jika Anda dinyatakan tidak berhak, maka pengembang itu entah menipu Anda, entah mengendalikan Anda, atau entah menindas Anda, atau entah ketiga-tiganya.
#Siapa Itu Pengguna?
Pengguna adalah manusia. Maka pengguna adalah makhluk individual dan sekaligus makhluk sosial. Karena pengguna adalah manusia.
Maka setiap pengguna memiliki 2 aspek esensial yakni “keputusan” dan “perbuatan”. Kedua aspek ini masing-masingnya memiliki 2 area, yaitu “individual” dan “sosial”. Maka ada keputusan pengguna yang individual dan yang sosial; ada perbuatan pengguna yang individual dan yang sosial; karena pengguna adalah manusia individual dan sekaligus sosial.
#Apa yang Pengguna Gunakan?
Software yang sampai di tangan pengguna mayoritasnya dalam bentuk binary code saja, bentuk source code-nya tidak diberikan kepada pengguna dan hak akses atas source code diblokir dari pengguna. Pengembang software-lah yang bertanggung jawab mencabut hak akses source code itu dari pengguna. Perhatikan kata kunci terpentingnya: “hak akses atas source code”.
#Apa Itu Keputusan dan Perbuatan Pengguna?
Keputusan pengguna terbagi 2: keputusan individual dan keputusan sosial. Keputusan individual ialah keputusan pengguna untuk membantu dirinya sendiri. Keputusan sosial ialah keputusan pengguna untuk membantu orang lain. Karena pengguna adalah manusia, makluk individual dan sekaligus makhluk sosial.
Perbuatan pengguna terbagi 2: perbuatan individual dan perbuatan sosial. Perbuatan individual adalah perbuatan yang dilakukan berdasarkan keputusan individual, yaitu perbuatan-perbuatan membantu dirinya sendiri. Perbuatan sosial adalah perbuatan yang dilakukan berdasarkan keputusan sosial, yaitu perbuatan-perbuatan membantu orang lain.
#Pencabutan Source Code = Pencabutan Hak Pengguna
Jika source code dicabut dari pengguna, maka ada 2 hak esensial yang hilang dari pengguna:
- 1) hak mengubah software
- 2) hak mempelajari cara kerja software
Contoh nyata dari hilangnya 2 hak esensial ini ialah hilangnya hak-hak lain dari pengguna:
- 1) hak mentransformasikan source code menjadi binary code
- 2) hak memperbaiki software
- 3) hak menerima perbaikan software dari pihak lain
- 3) hak menggabung software dengan software lain
- 3) hak menerima penggabungan software dari pihak lain
- 4) hak mengutip source code ke dalam karya tulis
- 5) hak meminjamkan source code ke orang lain
- 5) hak menjual source code ke orang lain
- 5) hak mendistribusikan source code ke orang lain
- 5) hak menyimpan source code untuk diri sendiri
#Pencabutan Source Code = Pencabutan Keputusan Pengguna
Jika source code diblokir, maka pengguna kehilangan hak untuk membuat keputusan. Pengguna diblokir dari kedua macam keputusan, diblokir secara individual dan diblokir secara sosial.
- 1) hilang hak memutuskan membantu diri sendiri
- 2) hilang hak memutuskan membantu orang lain
Perlu Anda ketahui, kedua keputusan ini berpengaruh seumur hidup pengguna. Sekali diputuskan maka ia berlaku selamanya.
#Pencabutan Source Code = Pencabutan Perbuatan Pengguna
Jika source code diblokir, maka pengguna kehilangan hak untuk melakukan perbuatan. Pengguna diblokir dari kedua macam perbuatan, diblokir secara individual dan diblokir secara sosial. Jika keputusan sudah diblokir, maka semua perbuatan yang berasal darinya ikut terblokir otomatis.
- 1) hilang hak berbuat membantu diri sendiri
- 2) hilang hak berbuat membantu orang lain
Bentuk-bentuk nyatanya secara individual (membantu diri sendiri) sebagai berikut:
- hilang hak melakukan pembelajaran, pemeriksaan, audit, atas cara kerja software
- hilang hak melakukan pengubahan software
- hilang hak melakukan transformasi software dari source code ke binary code
- hilang hak melakukan perbaikan
- hilang hak melakukan penggabungan software
- hilang hak melakukan penyimpanan source code
- hilang hak menolak suatu fitur software
Bentuk-bentuk nyatanya secara sosial (membantu orang lain) sebagai berikut:
- hilang hak menggandakan, menyalin source code untuk orang lain
- hilang hak memublikasikan perbaikan kepada orang lain
- hilang hak mempelajari source code bersama orang lain
- hilang hak mengajarkan source code kepada orang lain
- hilang hak kolaborasi, gotong royong, dan kerja sama
- hilang hak menjual source code kepada orang lain
- hilang hak menjual binary code kepada orang lain
#Mencabut Source Code = Menindas Pengguna
Sekarang dengan melihat betapa panjangnya daftar hak yang hilang akibat dicabutnya hak akses source code, siapa pun bisa menilai bahwa pencabutan source code adalah penindasan terhadap pengguna. Pengguna berada di posisi tidak berdaya secara mutlak. Dicabutnya hak akses atas source code merugikan pengguna terlalu banyak, dan pengembangnya sengaja. Satu-satunya pihak yang diuntungkan mutlak pada kondisi itu ialah “para pencabut”.
Apa buktinya? Bukti bisa dilihat dalam 2 golongan software, yaitu software privat dan software publik.
Software privat:
- jika hak atas source code diblokir, maka pengguna terkunci kepada satu pengembang saja dan terbentuk ketergantungan absolut kepadanya
- pengguna tidak bisa meminta pihak lain selain satu pengembang itu untuk memperbaiki software
- pengguna tidak bisa memeriksa/mempelajari/audit cara kerja software yang telah dibelinya sendiri
- pengguna harus memohon dulu kepada satu pengembang itu secara absolut untuk memperoleh perbaikan
- jika satu pengembang itu meninggal/bangkrut/putus, maka pengguna tidak bisa memperbaiki software untuk selama-lamanya
Software publik:
- jika hak atas source code diblokir, maka pengguna terkunci kepada satu pengembang saja dan terbentuk ketergantungan absolut kepadanya
- para pengguna secara sosial terpecah belah, karena telah terblokir keputusan dan perbuatan membantu orang lain
- para pengguna secara sosial tidak berdaya, karena telah terblokir hak memperbaiki dan hak memublikasikan perbaikan ke orang lain
- para pengguna secara individual tidak berdaya, karena telah terblokir keputusan dan perbuatan membantu diri sendiri
- jika satu pengembang pemblokir source code itu mati/bangkrut/putus, maka semua pengguna tidak bisa memperoleh perbaikan/versi baru untuk selama-lamanya
#Pencabutan Source Code = Penipuan
Yang dikritik oleh tulisan ini adalah kesan yang digambarkan oleh pengedar paham pencabutan source code, bahwa “pengguna tidak berhak mengakses source code, karena mereka tidak paham ilmu komputer”. Ini penipuan yang agung. Seandainya saja redaksinya “pengguna yang tidak paham ilmu komputer boleh saja tidak menerima source code, tetapi hak atas source code tetap ada bagi mereka” maka ini bukan penipuan. Namun kesengajaan mereka mencabut haknya (perhatikan, “hak akses atas source code”) secara mutlak dari semua pengguna adalah penipuan. Karena dengan dicabutnya hak akses atas source code pengguna tertindas tanpa mereka sadar mereka ditindas di situ dan mereka sengaja dibuat tidak bisa mengubah kondisinya.
#Virus dan Malware
Perhatikan ransomware atau malware lain yang merusak data pengguna. Bagaimana cara ransomware mencelakakan pengguna? Caranya ialah dengan memblokir source code dari pengguna. Dengan cara itu, semua pengguna celaka, data mereka tidak bisa diakses kecuali pengguna bayar kunci kepada pengembang ransomware. Kenapa begitu? Karena kunci itu tercantum di dalam source code ransomware, dan source code sengaja tidak diberikan ke pengguna supaya pengguna celaka. Apabila source code diketahui pengguna, maka pengguna bebas dari penindasan, mereka semua bisa membuka kunci tanpa membayar ke penjahat. Perhatikan malware lain, rata-rata sama seperti ransomware ini model kejahatannya.
Contoh malware lain ialah virus dan worm pada umumnya. Perhatikan bahwa tidak ada mereka memberi hak akses atas source code masing-masing kepada pengguna. Karena apabila source code diketahui pengguna, maka pengguna bebas dari penindasan, mereka bisa mematikan virus itu karena semua cara kerjanya tercantum di dalam source code. Tidak butuh antivirus. Namun pengembangnya sengaja memblokir source code karena mereka tahu itulah cara mencelakakan pengguna. Itu cara menindas pengguna.
Pelajaran yang harus diambil dari kasus di atas ialah pemblokiran hak akses atas source code adalah cara pengembang menindas dan mencelakakan pengguna.
#Argumentasi Para Pencabut
Para pengedar paham pencabutan source code memiliki banyak alasan yang tidak ilmiah untuk mencabut source code dari pengguna. Di antara alasan itu ialah sebagai berikut:
- 1) ini karya saya, kerja keras saya
- 2) pengguna akhir tidak paham ilmu komputer, tidak berhak atas source code
- 3) jika saya berikan source code, maka saya miskin
#Bantahan Argumentasi
Argumentasi para pencabut di atas terbantah sebagai berikut:
- 1) pemilik argumentasi ini langsung hilang prinsip ketika bekerja sebagai programer bayaran perusahaan (dia akan menyerahkan source code-nya)
- 2) memang pengguna akhir tidak paham, tapi mereka masih tetap berhak atas source code
- 3) ini tidak ada dasarnya (contoh sebaliknya ialah Red Hat Enterprise Linux, GNU Ada, SUSE Linux Enterprise, semua bentuk kerja sama custom software bisa memperkaya pengembangnya)
#Mereka Ingin Mengendalikan Anda
Dengan berdasarkan argumentasi para pencabut, sekarang Anda dapat melihat niat sesungguhnya mereka hanyalah ingin mengendalikan Anda. Mereka ingin kekuasaan penuh atas pengguna. Sehingga pengguna tidak berdaya sama sekali dan bergantung total kepada satu pengembang yang esa. Itulah “wajah asli” mereka tanpa topeng.
- 1) ini karya saya —> kalau itu karya kamu, kenapa kamu distribusikan tanpa pengguna berhak atas source code? Tidak lain niatmu ialah ingin mengendalikan pengguna.
- 2) ini kerja keras saya —> kalau begitu, mestinya kamu beri hak pengguna atas source code supaya mereka juga bisa bekerja keras —> tapi kamu sengaja tidak melakukannya —> tidak lain niatmu ialah ingin mengendalikan pengguna
- 3) pengguna akhir itu tidak berilmu —> kalau begitu, kamu ajari mereka dengan source code kamu, bukan kamu blokir —> tapi kamu sengaja tidak melakukannya —> tidak lain niatmu ialah ingin mengendalikan pengguna
#Pemikiran di Balik Pencabutan Source Code
Ada pemikiran di balik kesengajaan dicabutnya hak atas source code dari pengguna. Pemikiran itu dapat dilacak balik ke tahun 1970-an di USA sana. Pemikiran itu ialah pemikiran “proprietary software”, anggapan bahwa software itu juga merupakan hak milik (property) pengembangnya. Pemikiran ini merusak masyarakat sosial sebelum 1970, yang tadinya mereka bisa bebas saling berbagi software menjadi dilarang dan saling tolak-menolak. Dan pemikiran ini berlanjut hingga 2017 ini pada orang-orang tertentu yang entah terlalu hormat kepada para pencabut entah pula memang sengaja ingin mengendalikan pengguna.
#Apakah Source Code Itu Penting?
Ringkasan dari seluruh isi tulisan ini sebagai berikut:
- source code adalah salah satu wujud setiap software
- source code penting bagi pengembang dan bagi pengguna
- hak atas source code harus diberikan kepada pengguna, jika tidak maka pengembang mengendalikan pengguna dan itu tidak adil
- hak atas source code tidak bisa diblokir dari pengguna, jika diblokir maka pengguna ditindas oleh pengembang dan itu tidak adil
- hak atas source code menentukan hak membuat keputusan dan perbuatan pengguna secara individual dan sosial
- walaupun pengguna tidak paham ilmu komputer, hak atas source code tetap hak pengguna
- pemblokiran hak atas source code adalah penipuan dan penindasan terhadap pengguna
Sumber : https://restava.wordpress.com/2017/02/24/apa-pentingnya-source-code/
Mohon tidak menulis komentar dengan menggunakan atau menyematkan emoticon. Atas perhatian anda kami ucapkan terima kasih.