cover Ilusi Proprietary
 

Proprietary software adalah masalah sosial. Saya meyakini itu tanpa keraguan dengan bukti nyatanya ransomware. Namun sebelum ransomware pun, saya telah yakin sebab saya mengalaminya, proprietary selalu menciptakan masalah sosial. Dan ilusi proprietary software yang saya ajukan di sini ialah ketidaksadaran pengguna menyalahkan orang yang tidak bersalah. Semoga tulisan ini mencerahkan orang banyak.

Tulisan ini satu serial dengan Nonfree Software Merugikan, Bukan Salah GNU/Linux, Free Software & Keputusan, Takhayul Proprietary, dan Berantas Ransomware 2017.

Ketika Microsoft Office tidak bisa diinstal di GNU/Linux…
Sering terjadi di forum, pengguna awam menyalahkan GNU/Linux dan komunitasnya. Apa hakikat perbuatan ini?

Ketika Adobe Photoshop tidak bisa diinstal di GNU/Linux…
Sering juga dengan itu pengguna menilai negatif GNU/Linux dan komunitasnya. Apa hakikatnya?

Ketika driver dan firmware NDIVIA dan ATI jelek fungsinya di GNU/Linux…
Sering pengguna awam menyalahkan GNU/Linux dan komunitasnya. Apa hakikatnya?

Ketika video game seperti GTA tidak bisa diinstal di GNU/Linux…
Sering pengguna mengeluhkan berdasar itu bahwa GNU/Linux Windows. Apa hakikatnya?

Ketika berbagai software for Windows tidak bisa jalan di GNU/Linux…
Sering pengguna komplain yang arahnya menyalahkan GNU/Linux dan komunitasnya. Apa hakikatnya?

Hakikatnya…
Teman-teman kita yang melakukan contoh-contoh tudingan di atas menyalahkan pihak yang tidak bersalah yang sama sekali tidak ada hubungan dengan kasus yang dihadapi.

Permisalannya…
Anda beli mobil dari pabrik A kemudian setelah Anda pakai mobil itu cacat. Lalu Anda datangi tetangga Anda yang beli mobil dari pabrik B dan Anda menyalahkan tetangga itu dan pabrik B, kenapa pabrik B tidak memberikan Anda hak-hak Anda. Artinya Anda sedang salah alamat!

Sebuah permisalan yang sangat gamblang bahwa sama sekali bukan tetangga Anda dan bukan pabrik B yang bersalah.

Lalu siapa yang bertanggung jawab?
Produsen proprietary software yang Anda beli produknya yang bertanggung jawab. Bukan GNU/Linux dan bukan komunitas yang bersalah. Produsen proprietary sengaja tidak menyerahkan source code produknya kepada pembeli. Padahal, dari source code itulah Microsoft Office bisa difungsikan di GNU/Linux atau VGA NVIDIA bisa berfungsi sempurna di GNU/Linux. Source code itu pun harus free (=merdeka, bukan gratis) supaya Anda bisa berbagi dengan orang lain & orang lain bisa berbagi kepada Anda.

Sifat software itu…
Semua software komputer tidak peduli itu Microsoft Office ataukah permainan GTA SA memiliki wujud original yang disebut source code. Apabila pengguna memegang wujud original ini, maka Microsoft Office bisa difungsikan di GNU/Linux dan OS lainnya. Begitu pula Photoshop, CorelDRAW, AutoCAD, dan proprietary lain. Namun produsennya telah menghapus hak Anda atas wujud original ini sebelum Anda membelinya. Tujuannya membuat Anda tidak berdaya.

Ilusinya…
Ilusi proprietary yang saya maksud di sini adalah pengguna awam sering menyalahkan pihak yang tidak bersalah sebab mereka telah dibuat tak berdaya oleh proprietary software. Mereka sangka harusnya software yang mereka beli, bisa dijalankan di OS GNU/Linux (atau OS lain) (dan ini hak pengguna), namun kenyataannya tidak bisa, sebab hak ini telah dihapus oleh produsen proprietary. Mayoritas pengguna awam tidak mengetahui dihilangkannya hak mereka ini. Harapan pengguna berlawanan dengan kenyataannya.

Pesan saya… Jika proprietary software yang Anda beli cacat (tidak sesuai kehendak Anda), salahkan pengembangnya dan jangan salahkan pengembang GNU/Linux apalagi komunitasnya.

Sumber : https://restava.wordpress.com/2017/06/03/ilusi-proprietary/