Di dalam kuliah online yang diadakan mas Ade Malsasa [https://kursusteknoplasma.wordpress.com/category/transkrip/] makin sering diucapkan kaidah umum yang diambil dari paragraf pertama teks lisensi GNU GPL v3 [https://www.gnu.org/licenses/gpl-3.0.en.html]:
“Mayoritas software di dunia ini adalah tidak bebas (nonfree)
Mayoritas orang mengira semua software itu bebas (free)”
Makin lama makin bisa dinilai kalau kaidah ini tepat dan penting sekali. Orang awam bisa lebih gampang mencerna pengajaran perangkat lunak bebas [https://www.gnu.org/philosophy/free-sw.en.htm] dengan memegang kaidah ini. Tiap-tiap orang itu lebih mudah memahami bahwa perangkat lunak tidak bebas itu dikendalikan oleh pengembangnya, bukan oleh pengguna [https://www.gnu.org/philosophy/free-software-even-more-important.en.html]; jadi bertentangan dengan yang mereka yakini selama ini. Mereka juga lebih mudah menerima bahwa perangkat lunak tidak bebas itu tidak adil dan meniadakan hak-hak pengguna apabila mereka paham kaidah ini.
Perkara-perkara lain yang selanjutnya akan senantiasa kembali ke sini. Maka membedakan free dan nonfree software itu mendasar pentingnya bagi tiap-tiap orang karena perkomputeran Anda hanya dikendalikan oleh Anda apabila software itu free.
Pengetahuan Umum
Berdasarkan kaidah umum di atas, mas Ade menerangkan bahwa kebanyakan program komputer yang dikenal masyarakat itu tidak bebas:
- Microsoft Windows itu tidak bebas, dikendalikan oleh pengembangnya bukan oleh penggunanya
- MS Office, Photoshop, CorelDRAW, Flash Player, Google Chrome itu tidak bebas juga, bertentangan dengan sangkaan penggunanya yang mengira mereka semua bebas
- WhatsApp, Skype, AutoCAD, 3D Studio Max, Sony Vegas, CCleaner, itu juga tidak bebas, bukanlah merupakan sarana atau fasilitas, bertentangan dengan sangkaan penggunanya
- Lihat masalahnya: kebanyakan orang menyangka program-program tersebut ialah perangkat lunak bebas [https://www.gnu.org/philosophy/free-sw.html]: pengguna mengontrol program dan tidak sebaliknya. Sangkaan ini keliru karena ternyata mereka semua tidak bebas.
Dengan demikian orang awam punya pengetahuan umum yang pertama yaitu kebanyakan program di komputer mereka sendiri adalah tidak bebas. Yang paling jelasnya harus mereka tahu kalau Windows mereka itu tidak bebas, bukan seperti yang mereka yakini selama ini.
Bukan Harga, Tetapi Hak
Free dan nonfree software itu bukan berarti gratis dan tidak-gratis tetapi bebas dan tidak-bebas. Pembahasan ini tidak ada hubungannya dengan harga, melainkan dengan hak pengguna. Software yang gratis belaka tidak dapat menunaikan hak pengguna. Kebanyakannya, software yang gratis belaka justru merampas hak pengguna tanpa sepengetahuannya apabila dia tidak bebas. Sebaliknya, software yang bebas menunaikan hak pengguna, tidak peduli berapa pun harganya. Maka sungguh pembahasan ini adalah tentang hak pengguna (kebebasan atas program) bukan harga.
Membedakan Lisensi
Mayoritas surat perjanjian atau surat izin (“lisensi”) yang dicantumkan dalam tiap-tiap software di dunia ini dirancang untuk meniadakan hak Anda untuk berbagi salinan dan mengubah software. Inilah yang disebut tidak bebas atau nonfree atau proprietary: program dikendalikan oleh pengembangnya, bukan oleh penggunanya. Mestinya kalau program itu dikontrol oleh pengguna, maka pengguna bebas membagikan salinan dan mengubah software (seperti yang Anda jalani selama ini); tetapi nyatanya pengguna tidak punya hak itu. Lisensi yang semacam itu disebut lisensi tidak bebas, karena penggunanya tidak bebas. Lisensi semacam itu berkonsekuensi jelek terhadap diri-diri Anda: Anda diharuskan berjanji untuk tidak menolong orang lain demi memperoleh program untuk diri Anda sendiri. Apa contohnya? Contohnya seperti pengetahuan umum di atas, yaitu Anda perlu melihat lisensi-lisensi programnya:
- Lisensi Windows 10 [https://www.microsoft.com/en-us/Useterms/Retail/Windows/10/UseTerms_Retail_Windows_10_English.htm]: lihat Section 2. c. Restrictions: Anda dilarang menggandakan, membagikan salinan, dan mengubah program untuk diri sendiri dan orang lain. Ini nonfree.
- Lisensi MS Office 2016 [https://www.microsoft.com/en-us/Useterms/Retail/Office/2016Professional/Useterms_Retail_Office_2016Professional_ENG.htm]: lihat Section 2. c. Restrictions: Anda dilarang menggandakan, membagikan salinan, dan mengubah program untuk diri sendiri dan orang lain. Ini nonfree.
- Lisensi MATLAB [https://www.mathworks.com/license/mll/license.txt]: lihat bagian 3. LICENSE RESTRICTIONS: Anda dilarang menggandakan, membagikan salinan, dan mengubah program untuk diri sendiri dan orang lain. Ini nonfree.
Program-program lain sesama perangkat lunak tidak bebas tidak berbeda dengan contoh di atas. Itulah nonfree software yang orang sangka free.
Bagaimana kita tahu suatu lisensi itu tidak bebas? Kita tahu apabila kontrol atas program dikurangi atau ditiadakan bagi penggunanya. Lebih terperincinya, apabila terdapat satu saja pelanggaran terhadap empat hak pengguna pada bagian berikut.
Mengenali Perangkat Lunak Bebas
Bagaimana kontrol atas program dipegang sepenuhnya oleh pengguna? Kita tahu yaitu sama dengan kondisi ketika program itu masih dalam kuasa pengembangnya sendiri, yaitu, program memberi penggunanya 4 kebebasan secara sempurna [https://www.gnu.org/philosophy/free-sw.html]:
- bebas menjalankan program untuk tujuan apa pun tanpa batas
- bebas mempelajari cara kerja program, dan mengubahnya (kode sumber program harus ada bagi pengguna untuk ini)
- bebas mendistribusikan salinan program
- bebas mendistribusikan versi perubahan program (kode sumber program harus ada bagi pengguna untuk ini)
( baca definisi resmi yang asli di situs FSF [https://www.gnu.org/philosophy/free-sw.html] )
Dengan dua kebebasan pertama, pengguna secara individu memegang kontrol atas program. Dengan dua kebebasan kedua, pengguna secara kolektif memegang kontrol atas program. Dengan keempat kebebasan itu secara sempurna, pengguna memegang kendali penuh atas program dan pengembang tidak bisa berbuat tidak adil kepada pengguna dan perkomputerannya.
Tiap-tiap program yang dibuat oleh programer memberi programernya 4 kebebasan itu maka itulah perangkat lunak bebas bagi si programer. Selama suatu program yang Anda terima itu memberi Anda 4 hal itu juga, maka itu bebas bagi Anda penggunanya, kebebasan Anda sama dengan kebebasan pengembangnya sebelum program didistribusikan. Apabila salah satu saja hilang, maka itu tidak bebas, Anda kehilangan kontrol atas program dan Anda dikontrol oleh pengembangnya.
Lalu apa contohnya perangkat lunak bebas? Contohnya seperti yang Anda kenali sebagai perangkat lunak bebas yaitu GNU [https://www.gnu.org/] operating system, Linux, KDE, GNOME, GIMP, LibreOffice, Iceweasel, dan lain-lain. Lalu bagaimana mengenali lisensinya? Lisensi perangkat lunak bebas ialah lisensi bebas, sebab membebaskan penggunanya sebagaimana pengembangnya, dan budaya yang berlaku ialah satu surat izin (“lisensi”) yang sama dipakai oleh berbagai software berbeda. Itu budayanya. Jadi untuk mengenali perangkat lunak bebas, Anda hanya perlu melihat nama surat izinnya seperti berikut:
- GNU OS secara keseluruhan: berlisensi GNU GPLv3, GPLv2, LGPL, AGPL ini semua lisensi bebas, berarti perangkat lunak bebas
- Linux: berlisensi GNU GPL v2, ini lisensi bebas, berarti perangkat lunak bebas
- LibreOffice dan Iceweasel dan Icedove: berlisensi Mozilla MPL, ini lisensi bebas, berarti perangkat lunak bebas
- SQLite: kode sumbernya ada di Public Domain [https://www.gnu.org/philosophy/categories.html#PublicDomainSoftware], berarti perangkat lunak bebas
Anda bisa melihat contoh lebih banyak lagi pada sensus perangkat lunak bebas sedunia di FSF Directory Wiki [https://directory.fsf.org/wiki/Main_Page]. Tiap-tiap software yang dicantumkan di sana ialah perangkat lunak bebas. Yang tidak bebas tidak akan dicantumkan di sana (atau pasti dihapus apabila ditemukan).
Di Mana Tempatnya
Di mana Anda menemukan perangkat lunak tidak bebas? Ya di komputer Anda, di sekolah-sekolah Anda, di kampus-kampus Anda, di kantor-kantor, di instansi pemerintahan, di tempat publik, dan di mana saja Anda temukan komputer. Mayoritas software di komputer masyarakat kita sekarang itu tidak bebas:
- Di komputer Anda: Anda temukan Windows, Chrome, IDM, MS Office, dan semua ini tidak bebas, tetapi Anda kira bebas
- Di sekolah dan kampus: Anda temukan Windows, MS Office, Photoshop, CorelDRAW, MATLAB, Multisim, EAGLE dan AutoCAD, 3D Studio Max dan Ulead Studio, Cisco Packet Tracer dan semua ini tidak bebas, tetapi Anda kira bebas
- Di kantor Anda: Anda temukan Windows atau macOS, Internet Explorer atau Safari, Outlook, MS Office dan WhatsApp, InDesign atau QuarkXPress, ArcGIS dan AutoCAD, yang semua ini tidak bebas tetapi Anda kira bebas
Yang benar, yang sesuai tujuan pendidikan dan keyakinan Anda, seharusnya begini secara berurutan:
- Di komputer Anda: sistem operasinya GNU/Linux, perambannya Iceweasel (“Firefox”), manajer unduhnya Persepolis, penyunting dokumennya LibreOffice, yang semua itu bebas
- Di sekolah dan kampus: GNU/Linux, LibreOffice, GIMP, Inkscape, Scilab, gEDA, KiCAD, FreeCAD, Blender, Kdenlive, GNS3 yang semua itu bebas
- Di kantor Anda: GNU/Linux, Iceweasel, Icedove (“Thunderbird”), LibreOffice, Telegram, Scribus, QuantumGIS, FreeCAD yang semua itu bebas
Anda perlu tahu kalau vendor-vendor perangkat lunak tidak bebas memanfaatkan sektor pendidikan untuk menanam ketergantungan permanen [https://www.gnu.org/education/education.html] bagi siswa-siswi kita yang akhirnya bagi seluruh masyarakat. Ini rencana yang jahat. Inilah sebabnya kenapa GNU/Linux seperti tercegat masuk ke masyarakat, karena sektor pendidikan ikut andil dalam mendukung rencana jahat ini yang seharusnya mereka tolak dengan tegas. Sekali lagi kaidah pertama di atas muncul: kebanyakan orang pada sektor pendidikan dan lainnya tidak bisa membedakan mana free mana nonfree software.
Mengajarkan perangkat lunak tidak bebas sama dengan melawan tujuan pendidikan itu sendiri: mengubur kemandirian (sebab tidak boleh mengubah program) dan mematikan solidaritas sosial (sebab tidak boleh berbagi). Praktik pengajarannya pun bisa kita lihat sering kalinya terjebak dalam pelanggaran lisensi, yang dipaksakan oleh nonfree software itu sendiri, yang pada gilirannya sama dengan mengajarkan pelanggaran janji kepada siswa. Lihat pentingnya membedakan mana free mana nonfree sedari awal. Tanpa itu, keputusan-keputusan yang kita ambil merugikan diri-diri kita sendiri.
Jual-Beli Program
Cara lain membedakan free dari nonfree software ialah apakah software itu boleh diperjualbelikan atau tidak [https://www.gnu.org/philosophy/selling.html]. Bila boleh, maka itu free software [https://www.gnu.org/philosophy/free-sw.html]. Bila tidak boleh, itulah nonfree software [https://www.gnu.org/philosophy/categories.html#ProprietarySoftware]: pengguna tidak punya kontrol atas program, termasuk tidak punya hak jual-beli. Perangkat lunak bebas disebut bebas karena penggunanya bebas: kebebasan ketiga dan keempat itu termasuk kebebasan jual-beli program.
Perbandingannya, dengan contoh, jual-beli salinan Microsoft Windows itu dilarang dan pengguna diharuskan setuju untuk tidak berbagi. Menyetujui lisensi Windows (memasangnya) sama dengan berjanji untuk tidak berbagi dengan orang lain. Berarti, hampir semua kegiatan instal ulang Windows di masyarakat jatuh pada pelanggaran lisensi. Kegiatan berbagi software dan memperjualbelikannya itu baik, merupakan tolong-menolong dengan orang lain, tetapi Anda dilarang menolong orang lain apabila software itu tidak bebas. Lagi-lagi ini karena masyarakat mengira Windows (yang nonfree) itu free, padahal sebenarnya nonfree. Lihat betapa pentingnya membedakan mana free dan mana nonfree. Maka ini sama dengan nonfree lain seperti MS Office, IDM, MATLAB, Photoshop, dan lain-lain: memperjualbelikan salinannya & versi perubahannya adalah tidak boleh dan hak Anda untuk menolong orang lain sudah ditiadakan. Ini artinya program tersebut tidak menghormati kebebasan Anda (hak kontrol Anda).
Sebaliknya, jual-beli tiap-tiap free software adalah boleh dan diizinkan. Tiap-tiap lisensi free software, seperti GNU GPL di atas, mengizinkan distribusi salinan & versi perubahan, itu artinya mengizinkan jual-beli. Maka semua free software tanpa pengecualian adalah boleh diperjualbelikan. Oleh karena itulah, seharusnya praktik jual-beli salinan Windows & nonfree software di masyarakat itu diganti semuanya dengan jual-beli GNU/Linux dan free software.
Kode Sumber
Bagi programer, cara mudah mengenali suatu nonfree software ialah tiap-tiap program yang tidak memberi hak akses atas kode sumber untuk penggunanya. Maka otomatis Windows, MS Office, MATLAB, Photoshop adalah tidak bebas: karena walaupun Anda membelinya, Anda tidak menerima hak akses atas kode sumbernya. Intinya Anda tidak bisa mendapatkan kode sumber program. Akibatnya, cara kerja program tidak bisa Anda ketahui dan tidak bisa Anda ubah; baik maupun buruknya, Anda sukai maupun tidak, sedikit maupun banyaknya.
Hak akses atas kode sumber berarti minimal pengguna diberi hak mengakses kode sumber program di tempat lain (di internet misalnya); berbayar maupun gratis, jauh maupun dekat. Bukan berarti pengembang harus mendatangi satu per satu rumah pengguna menyerahkan salinan kode sumber.
Adapun memegang kode sumber semata juga tidak dapat menunaikan hak pengguna: kode sumber itu harus berlisensi bebas (seperti GNU GPL) atau terletak di Public Domain [https://www.gnu.org/philosophy/categories.html#PublicDomainSoftware] supaya menjadi bebas. Semata-mata kode sumber tanpa lisensi bebas justru menjadikannya nonfree software (maka hati-hatilah dengan istilah “open source [https://www.gnu.org/philosophy/free-software-for-freedom.en.html]”). Ciri kode sumber yang bebas ialah seperti kode sumber GNU, ambil contoh GNU coreutils [http://www.gnu.org/s/coreutils/], di tiap-tiap berkas kode sumber pada baris pertamanya selalu ada pernyataan lisensi bebas + di dalam paket selalu ada berkas berisi teks lisensinya. Pastikan kedua kriteria itu ada untuk menilai suatu paket software itu free.
Lebih Mudah Mengenali
Pemula akan jauh lebih mudah lagi mengenali perangkat lunak bebas dengan memakai sistem operasi 100% bebas (disebut “Libre Distro [https://www.gnu.org/distros/free-distros.en.html]”). Contoh terbaik yang mas Ade tahu dan pakai sendiri ialah Trisquel GNU/Linux. Dengan melihat Trisquel maka orang awam mudah mengidentifikasi free software tanpa perlu meneliti lisensinya satu per satu. Unduh secara gratis di https://www.trisquel.info dan gunakan di PC dan laptop Anda. Tiap-tiap program yang Anda saksikan di dalam Trisquel itu adalah perangkat lunak bebas, tidak ada satu pun yang tidak bebas di dalamnya, dan pasti dihapus oleh pengembang apabila ditemukan. Oleh karena itu bisa dipercaya. Tidak ada distro GNU/Linux lain yang untuk pemula yang 100% bebas yang sebaik Trisquel pada hari ini.
Malware dan Perusakan
Malicious software (“malware”) adalah perangkat lunak mencelakakan. Malware mencakup virus, ransomware, trojan horse, spyware, adware, backdoor, dan DRM. Malware adalah program komputer yang dibuat dengan niat mencelakakan, merugikan, menzalimi pengguna. Satu kaidah lain yang perlu orang ketahui adalah:
perangkat lunak tidak bebas itu sering kalinya malware [https://www.gnu.org/proprietary/proprietary.html] mayoritas malware itu adalah perangkat lunak tidak bebas
Apa contohnya? Telah lama terbukti bahwa Microsoft Windows [https://www.gnu.org/proprietary/malware-microsoft.html], Apple Mac OS X[https://www.gnu.org/proprietary/malware-apple.html] dan iOS, Adobe Creative Suite [https://www.gnu.org/proprietary/malware-adobe.html] (termasuk Photoshop), dan Amazon Swindle [https://www.gnu.org/proprietary/malware-amazon.html] adalah malware. Lebih terperincinya, pengembang dengan sengaja menanam backdoor dan spyware (dan di beberapa kasus, trojan horse yang mampu menghapus data) di dalam software yang mereka publikasikan ke pengguna. Windows 8 misalnya, telah menyadap enkripsi hard disk [https://theintercept.com/2015/12/28/recently-bought-a-windows-computer-microsoft-probably-has-your-encryption-key/] dan tiap-tiap aktivitas pribadi pengguna sejak awal. Bagaimana pula bila Anda tahu Windows telah ditanami backdoor sejak 1999 [https://washingtonsblog.com/2013/06/microsoft-programmed-in-nsa-backdoor-in-windows-by-1999.html]?
Kenapa bisa seperti itu? Kenapa mereka bisa serusak itu? Jawabannya kembali ke kaidah pertama: karena pengguna tidak punya kontrol sama sekali atas program pada komputernya sendiri, maka pengembang berkuasa tanpa batas atas perkomputeran pengguna. Kekuasaan ini tidak adil dan ketidakadilan inilah yang menggoda mereka untuk berbuat ketidakadilan-ketidakadilan lain tersebut: malware. Apabila Anda menerima nonfree software, Anda berserah diri kepada pengembang dan tidak punya daya.
Bagaimana dengan free software? Perangkat lunak bebas berarti program 100% diketahui dan dikendalikan oleh pengguna. Tiap-tiap kesalahan program bisa diketahui, tiap-tiap aktivitas program yang tidak disukai bisa dihentikan, tiap-tiap kekurangan bisa diperbaiki oleh pengguna hanya kalau software itu free. Dengan demikian adalah wajar apabila tidak ada malware di sistem operasi GNU/Linux [https://www.gnu.org/distros/free-system-distribution-guidelines.en.html], di sistem operasi bebas lain, dan di tiap-tiap free software secara umum. Apabila ada, maka cepat atau lambat, tiap-tiap pengguna baik individu maupun kolektif mampu menghapusnya & menyebar perbaikan kepada pengguna lain. Inilah bukti penting hak pengguna yang hanya ditunaikan oleh free software yang sengaja dihilangkan oleh nonfree software.
Apabila Windows tidak aman, itu bukan salah pengguna, apalagi salah komunitas free software, melainkan itu salah pengembangnya yang tidak menunaikan hak penggunanya. Sama juga dengan nonfree software lainnya.
Istilah yang Perlu Diakhiri
Istilah jahat seperti “pembajakan software [https://www.gnu.org/philosophy/words-to-avoid.html#Piracy]” atau “software asli” bertujuan sama dengan perangkat lunak tidak bebas: memecah belah masyarakat (dengan melarang berbagi program) dan membuatnya tidak berdaya (dengan melarang mengubah program). Kejahatannya ialah karena ia lebih jahat: ia mengkriminalkan orang yang membantu orang lain dengan menyamakannya dengan perampok kapal & pembunuh yang merampas harta. Istilah seperti ini menipu akal sehat Anda sehingga berpikir tidak jernih: mestinya istilahnya “menggandakan software” kalau perbuatannya memang menggandakan software, bukan “pembajakan”. Maka istilah-istilah propaganda Microsoft dkk. seperti “pembajakan”, “bajakan”, “dibajak”, “ori dan tidak ori”, “counterfeit”, “asli dan palsu” harus diakhiri. Hendaknya Anda tidak ikut berpartisipasi menyebarkan fitnah propaganda ini.
Apa hubungannya dengan pembahasan ini? Hubungannya jelas: free software tidak pernah menuduh penggunanya “pembajak”, yang menuduh seperti itu hanyalah nonfree software dan para pengembangnya. Apabila ada software mempromosikan dirinya “larang & berantas penggandaan software”, maka Anda harus curiga kalau itu nonfree. Free software menunaikan hak & menganjurkan tiap-tiap pengguna untuk menggandakan software.
Penutup
Membedakan antara free dan nonfree software itu perlu. Sering kalinya pekerjaan ini sulit, dan butuh penanganan ahli (lihat FSF Directory Wiki; https://directory.fsf.org/wiki/Main_Page). Terkadang ini mudah dengan adanya distro GNU/Linux semacam Trisquel: pengguna cukup percaya saja dan tidak usah meneliti sendiri. Bagaimanapun, tiap-tiap pengguna komputer berhak mengetahui dan perlu membedakan antara keduanya. Semoga artikel cilik ini mencerahkan dan memberi Anda pengantar untuk terus mempelajari perangkat lunak bebas. Selamat belajar!
Pranala Lanjutan
Buat Anda yang mau belajar lebih lanjut, Anda bisa membaca sumber-sumber berikut. Tanda ID berarti berbahasa Indonesia, tanda EN berbahasa Inggris.
- Mengenal GNU, Linux, dan GNU/Linux [ID] : https://notabug.org/mignu/gnu-indonesia/wiki/Apa+Itu+GNU%2C+Linux%2C+dan+GNU+Linux
- Kamus Istilah [ID] : https://notabug.org/mignu/gnu-indonesia/wiki/Glosarium
- Klasifikasi Software [ID] : https://notabug.org/mignu/gnu-indonesia/wiki/Klasifikasi+Software
- Sistem Operasi GNU dan Gerakan Perangkat Lunak Bebas [EN] : https://www.gnu.org/
- Perangkat Lunak Bebas Jauh Lebih Penting Lagi Kini [EN] : https://www.gnu.org/philosophy/free-software-even-more-important.html
- Menjual Perangkat Lunak Bebas Itu OK! [EN] : https://www.gnu.org/philosophy/selling.html
- Bagaimana Caranya Menyalahpahami Free Software [EN] : https://getgnulinux.org/linux/misunderstanding_free_software/
Tulisan ini berlisensi CC BY-SA 3.0 : https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0/
Sumber : https://restava.wordpress.com/2018/10/10/membedakan-free-software-dari-nonfree-software/
Mohon tidak menulis komentar dengan menggunakan atau menyematkan emoticon. Atas perhatian anda kami ucapkan terima kasih.